Langsung ke konten utama

Seleksi Tenaga Kerja dan Penempatan


1.      Pengertian Seleksi dan Penempatan SDM
Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya.
Dan menurut Sedarmayanti seleksi adalah kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi bertujuan memutuskan masalah apakah seorang pelamar diterima bekerja atau tidak.
Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula.
Pada seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula) dengan suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat kesesuaiannya untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari jumlah calon dipilih sejumlah orang yang dinilai secara keseluruhan paling sesuai untuk pekerjaan yang berbeda-beda yang tersedia.
Sedangkan penempatan adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para calon pada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk berhasil pada setiap pekerjaan yang berbeda.
Tugas dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokkan kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan semula dari setiap pekerjaan.
2.      Proses Seleksi
Terdapat empat komponen dalam suatu proses seleksi tersebut :
1.      Kuantitas (jumlah) tenaga kerja yang dibutuhkan,
2.      Standard kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan,
3.      Kualifikasi dari sejumlah calon tenaga kerja,

Kualifikasi yang menjadi dasar dalam seleksi:
1.      Keahlian
2.      Pengalaman 
3.      Umur
4.      Jenis kelamin
5.      Pendidikan
6.      Keadaan fisik
7.      Tampang
8.      Bakat
9.      Tempramen 
10.  Karakter
11.  Kerja sama
12.  Kejujuran
13.  kedisplinan
14.  Inisiatif dan kreatif

4.      Serangkaian alat-alat seleksi.
Pendekatan Seleksi
§  Jenis Seleksi :
(1)   Seleksi administratif
(2)   Seleksi Tertulis
(3)   Seleksi Tidak Tertulis
§  Sistem seleksi harus berasaskan efisiensi (uang, waktu dan tenaga) dan bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat.
Menurut Andrew F. Sikula;
(1)   Succesive-Hurdles
Sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.

(2)   Compensatory-Approach,
Sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau tidak lulus.





3.      Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan
Seleksi dan penempatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah pelamar diterima atau ditolak, atau jadi tidaknya penempatan pekerja pada posisi yang baru. Efektifitas fungsi seleksi dan penempatan ditentukan oleh beberapa syarat penting dan informasi yang dibutuhkan
Syarat-syarat yang dimaksud adalah
1.      Informasi analisis jabatan, yang memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan
2.      Rencana-rencana sumber daya manusia, yang memberikan informasi kepada manager tentang tersedia / tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi
3.      Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manager bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih

4.   Pengaruh Nilai dan terhadap Seleksi dan Penempatan
Fungsi seleksi dan penempatan ini juga sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai.Para legislator yang terpilih, dan para eksekutif teras berusaha menetapkan kriteria seleksi dan penempatan, bahkan promosi, yang sesuai dengan falsafah – falsafah politik dan tujuan-tujuan program dari para pejabat terpilih. Cara pelaksanaan tersebut mulai dari spoils system dalam mana kebanyakan jabatan diisi berdasarkan political patronage, hingga ke merit system dalam mana kebanyakan para pekerja adalah pegawai – pegawai yang berpengalaman dengan orang-orang yang dipilih secara politik sebagai pimpinan instansi.
Proses pembuatan keputusan dan implementasi terus menjadi tempat persaingan nilai tersebut. Bahkan hubungan sering ditandai dengan ketegangan, bukan karena masing-masing kelompok berusaha menghalangi yang lain, tetapi karena masing-masing kelompok scara khas ingin mewujudkan nilai-nilai yang menjadi pokok perspektif mereka.
Nilai yang dewasa ini yang menonjol pengaruhnya terhadap proses pencarian instansi adalahsocial equity, dan nilai ini merupakan yang paling menantang nilai pencarian tradisional.

5.   Tes Keabsahan (validation) dan Bentuk-Bentuk Keabsahan
Tes validasi adalah penentuan cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan syarat pekerjaan. Dimana terdapat 3 strategi validitas, yaitu:
a.      Empirical Validation
Ini dikenal dengan keabsahan kriteria (criterion validation) yang menghendaki bahwa suatu angka test dalam pengertian statistik dapat dikorelasikan secara signifikan dengan unsur penting dari performansi kerja. Sehingga tes ini akan memakan waktu dan uang dan dapa menjadi tidak praktis bagi organisasi yang mempekerjaan sedikit orang pada suatu klas pekerjaan.
b.      Construct Validation
Adalah tes yang mengidentifikasikan ciri-ciri psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan keberhasilan kinerja pekerjaan tersebut. Ini membutuhkan jasa konsultan yang valid dan independen. Dan tes ini merupakan metode pilihan untuk jabatan pemerintahan dalam rangka peningkatan produktifitas dan kejelasan harapan kinerja.


c.       Content Validation
Tes ini menuntut adanya kualifikasi minimum yang logis yang dikaitkan dengan kewajiban dari jabatan yang akan ditempati, standar kinerja realistik, ketrampilan, pengetahuan sesuai dengan SKAs. Tes ini juga dapat digunakan untuk kriteria seleksi dan promosi dengan mengukur kinerja seorang pekerja.

6.   Metode – Metode Seleksi dan Penempatan
Ada pun kesembilan metode yang biasa digunakan dalam melaksanakan seleksi dan penempatan:
a)  Tinjauan data biografis
Tinjauan mengenai pendidikan dan pengalaman seorang pelamar, melalui suatu bentuk pengajuan lamaran yang dibakukan, adalah metode yang paling dasar dalam proses seleksi. Pendidikan dan pengalaman menjadi unsure penting dari catatan perorangan dari para pelamar yang terpilih.
b)  Tes-tes bakat/ ketangkasan
Tes ketangkasan secara relative tidaklah mahal untuk dilaksanakan, dan pastinya menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi.Tes ini mengukur cirri-ciri kepribadian, yang kemudian dibandingkan dengan profil-profil dari pekerja yang ada yang dianggap sukses, atau terhadap cirri-ciri yang diduga keras berkaitan dengan kinerja.
c)  Tes-tes kemampuan
Tes ini mengukur luasnya kemampuan umum atau keterampilan-keterampilan yang berkaiatan dengan kinerja pekerjaan.
d)  Ujian-ujian penampilan (Tes Performansi)
Semakin kuat tes kemampuan merangsang tugas-tugas pekerjaan dan konteks yang aktual, tes tersebut semakin kuat menjadi sebuah tes performansi.
e)  Referensi-referensi
Referensi merupakan metode seleksi yang penting, dipakai untuk memeriksa pendidikan dan riwayat-riwayat atau untuk memperoleh keterangan tentang kepribadian atau keterampilan pelamar.
f)   Evaluasi kinerja
Evaluasi-evaluasi performansi digunakan untuk menilai potensi bagi penugasan kembali atau promosi, atau bahkan persyaratan bagi lowongan promosi tertentu.
g)  Wawancara
Wawancara akan memberikan kesempatan kepada oragnisasi untuk mengamati kinerja/ penampilan seorang pekerja dan keterampilan-keterampilan antarperorangan, dan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimuat dalam form-form lamaran.
h)  Pusat-pusat penilaian
Metode ini berusaha memperkenalkan beberapa pelamar dengan keadaan-keadaan kerja yang dapat merangsang kinerja karyawan pada tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan.


i)    Suatu masa percobaan
Metode ini memberikan tanggungjawab kepada supervisor untuk mengeluarkan pekerja yang tidak memuaskan atau tidak memiliki kemampuan memadai sebelum mereka mencapai status karirnya, dan memberikan tanggungjawab kepada manajer kepegawaian untuk mengembangkan system evaluasi masa percobaan yang valid.

7.      Kendala-kendala dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan
Beberapa kesulitan dan kendala dalam memilih diantara kesembilan metode seleksi dan penempatan, yaitu:
a.        Tingkat validitas yang berbeda dan keterkaitan kerja yang berbeda; 
b.    Masing-masing metode mempunyai tingkat reliabilitas atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar dibandingkan waktu;
c.    Metode tersebut mempunyai tingkat biaya yang bervariasi, dari yang mulai tidak mahal hingga biaya yang sangat mahal;
d.    Orientasi nilai (efiensi, kepentingan, keadilan) dari sebuah organisasi juga mempengaruhi dalam pemilihan metode seleksi dan penempatan.

 Strategi Validasi Tes
Tes yang valid bukan saja secara legal dipertahankan di bawah peraturan-peraturan , tetapi jga berakibat dalam mempekerjakan true positives dan penolakan fals negatives untuk mengadopsikan  pendekatan yang bagus berikut :
a.       Mengidentifikasikan kelompk-kelompok jabatan dengan jumlah pekerja yang paling banyak.
b.      Mengidentifikasikan jabatan-jabatan yang paling mungkin menjadi suatu subyek dari penyelidikan atau perkara hukum.













Referensi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepuasan Kerja

1.       Apa itu Kepuasan Kerja?  Pengertian Kepuasan Kerja  adalah Kondisi psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja/ pegawai di dalam suatu lingkungan pekerjaan atas peranannya dalam organisasi dan kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Menurut Robins, kepuasan kerja atau  job satisfaction  diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat individual. Karena itu, tingkat kepuasan setiap orang berbeda-beda dan hal ini terjadi apa bila beberapa faktor terpenuhi yaitu kebutuhan individu serta kaitannya dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan pekerja (Robins, 1999). Sementara itu, Nguyen et al (2003) menjabarkan konsep  job satisfaction  dipengaruhi hal-hal multidimensional dan tidak bisa diprediksi melalui dimensi tunggal. Didalam lingkungan perusahaan dan bisnis job satisfaction ini juga memiliki dimensi yang berbeda. Dimensinya yaitu jenis pekerjaan yang digeluti, kepuasan pada kompensasi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada aspek promosi hingga rekan kerja. Perbedaan

Penilaian Prestasi Kerja

1.       ARTI DAN PENTINGNYA PENILAIAN PRESTASI KERJA  Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan sertawaktu (Hasibuan, 2002). Prestasi kerja seorang pegawai adalah hal yang sangat penting artinya bagi suksesnya sebuah instansi/organisasi/manajemen, karena manusia sebagai salah satu faktor  produksi yang merupakan basis atau penggerak atas faktor-faktor yang lain harus dapat dirangkum menjadi satu kesatuan di dalam melaksanakan proses produksi padainstansi/organisai dengan cara yang paling efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan profit. Cooper mengungkapkan prestasi kerja sebagai berikut, “ A general term applied to part or all of the conductor acivities of an organization over period of time, often with reference to some standard such as past projected cost, an efficiency base, management responsibility or accountability , or the like” . Artinya