Manajemen
Sumber Daya Manusia
Desain
Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan
Tugas
Softskill
Nama:
Setiyowati Miranda
NPM:
26215492
Kelas:
4EB08
1.
Elemen-elemen Desain Pekerjaan.
·
Elemen organisasional
Elemen-elemen
organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi.
Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu
dan termotivasi untuk mencapai keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasional
mencakup pendekatan mekanistik, aliran kerja, dan praktek-praktek kerja.
·
Elemen lingkungan
Aspek kedua
desain pekerjaan berkaitan dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir
dalam semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat
mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam
perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya karyawan
potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
·
Elemen keperilakuan
Ada beberapa
elemen keprilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan yaitu :
o
Otonomi yang berarti mempunyai
tanggung jawab atas apa dilakukan.
o
Variasi yang apabila kurangnya
variasi pekerjaan maka akan menimbulkan kebosanan, selanjutnya menimbulkan
kelelahan sehingga timbul kesalahan-kesalahan
o
Identitas tugas, bila pekerjaan
tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan kurang tanggung jawab atau
kurang puas atas hasil pekerjaannya
o
Umpan balik, bila pekerjan
memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka karyawan termotivasi
untuk melaksanakan dengan baik
2.
Trade off yang dihadapi
oleh pare perancang pekerjaan perusahaan yaitu:
·
Produktivitas versus spesialisasi:
Tambahan spesialisasi akan menaikkan
output sampai pada titik tertentu, apabila ada kenaikan spesialisasi maka
output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan atas pelaksanaan tugas yang
terus menerus. Output dapat ditingkatkan dengan mengurangi spesialisasi
pekerjaan.
·
Kepuasan kerja versus spesialisasi:
Kepuasan kerja akan meningkat sejalan
dengan kenaikan spesialisasi, dan tambahan tambahan spesialisasi mengakibatkan
kepuasan kerja akan menurun. Pekerjaan tanpa spesialisasi membuat karyawan
membutuhkan waktu lama untuk mempelajari pekerjaan tersebut sampai mampu untuk
melakukannya. Kepuasan kerja akan menurun karena kurangnya otonomi, variasi dan
identitas tugas. Produktivitas terus naik bile kebaikan spesialisasi lebih
besar daripada kelemahan akibat ketidakpuasan.
·
Proses belajar versus spesialisasi:
Pekerjaan yang sangat terspesialisasi
lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak
terspesialisasi. Proses belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi lebih cepat
mencapai standar (ditunjukkan oleh garis putus-putus). Pekerjaan yang tidak
terspesialisasi memerlukan waktu lebih lama untuk dipelajari.
·
Perputaran karyawan versus spesialisasi:
Spesialisasi pekerjaan dapat dengan mudah
dan cepat dipelajari, tapi biasanya kepuasan yang diperoleh lebih rendah,
kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat perputaran tenaga keda tinggi
(turn over manpower).
3.
Pengertian
Analisis Pekerjaan
Analisis Pekerjaan
adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan mengamati cara atau mengadakan
interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor. Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian
pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa
juga mencakup standart kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman
minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakan
kewajiban-kewajiban dari kedudukannya secara memuaskan.
4.
Arti
pentingnya Analisis Jabatan
Analisis pekerjaan adalah studi sistematis
mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan, serta
pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan adalah titik awal untuk hampir semua
fungsi personalia dan analisis ini sangat penting untuk mengembangkan cara
penilaian personalia (Wheaton & Whetzel, 1997).
Analisis pekerjaan dilakukan oleh individu yang
sungguh memahami orang-orang, pekerjaan dan keseluruhan sistem organisasi.
Dalam realitanya analisis pekerjaan dilaksanakan oleh pakar job analysis, Job Analyser
dari luar, supervisor, dan manager. Orang yang menganalisis pekerjaan harus
terlatih dalam metode penelitian dasar selain itu juga harus ahli dalam teknik
pengukuran objektif agar dapat menghasilkan analisis yang akurat.
Dalam proses analisis pekerjaan terdapat tiga
tahapan penting yaitu :
1. Mengumpulkan informasi
2. Menganalisis dan mengelola informasi jabatan
3. Menyusun informasi jabatan dalam suatu format
yang baku.
Analisis pekerjaan yang dilakukan dengan baik
akan menghasilkan uraian jabatan yang baik pula, dan kemudian dapat dijadikan
bahan baku yang baik untuk proses pengelolaan SDM yang lain (evaluasi jabatan,
rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja, penyusunan kompetensi, pelatihan).
Analisis pekerjaan adalah suatu proses,
sedangkan produknya adalah deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan evaluasi
jabatan. Analisis pekerjaan pada intinya terdiri dari rangkaian sejumlah
informasi yang digali melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pertanyaan dalam
analisis pekerjaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
·
What : menanyakan
tentang apa yang dikerjakan pada jabatan tersebut atau tugas-tugas apa sajakah
yang terdapat pada jabatan tersebut.
·
How : terkait dengan
informasi tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas dalam
jabatan tersebut atau terkait dengan cara/ prosedur pelaksanaan tugas.
·
Why : menyangkut
penggalian informasi tentang mengapa tugas-tugas dalam jabatan tersebut dilakukan
atau untuk tujuan apa tugas-tugas tersebut dikerjakan.
·
Skill involved :
kecakapan/ kepandaian/ ketrampilan apakah yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan/ tugas-tugas tersebut.
Begitu pentingnya analisis jabatan ini sehingga
mengharuskan organisasi untuk tetap melakukan uraian terhadap jabatan dalam
organisasi dapat berjalan dengan lancar. Terdapat enam alasan penting
mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi :
1.
Organisasi baru
dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya dengan alasan
mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru muncul atau
dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan organisasi
lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka penting
sekali untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang
akan dilakukannya.
2.
Pembentukan suatu
pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya jenis pekerjaan yang
baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sebelumnya. Bila
organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan jenis pekerjaan yang baru, maka
uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3.
Karyawan tidak paham
terhadap pekerjaannya. Ada sebagian karyawan, terutama yang baru diterima
tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti. Walaupun dalam iklan lowongan
pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis pekerjaan apa yang
dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan pandangan
terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4.
Tumpang tindih dan
konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya seringkali
melakukan pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam bidang berbeda.
Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham atau konflik terutama dalam hal
pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya
pekerjaan masing-masing karyawan.
5.
Arus kerja tidak
lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan dengan
pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami keana pekerjaan
itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya proses pada
pekerjaan yang lain.
6.
Sistem penggajian tidak
konsisten. Uraian jabatan akan memberikan batasan-batasan terhadap
pekerjaaan yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dilakukan
tentu akan semakin besar kompensasi (gaji) yang diperoleh. Ketidakjelasan
terhadap jenis pekerjaan yang dilakukann akan menyebabkan tidak adanya
konsistensi dalam hal pemberian imbalan gaji.
5.
Tujuan
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan
dipakai untuk berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor swasta. Berikut
ini tujuan dari analisis pekerjaan :
1. Job description, yang berisi informasi
pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban
pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi
mengenai standar- standar pekerjaan.
2. Job classification, penyusunan
pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis
berdasarkan rencana sistematika tertentu. Rencana sistematika tradisional
biasanya didasarkan pada garis kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang
didasrkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan
pada perilaku manusia.
3. Job evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian
pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam
pasar tenaga kerja luar yang terkait.
4. Job desing instructuring, meliputi usaha-usaha
untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke
dalam berbagai kelompok.
5. Personal requirement/spesifications, berupa
penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi
suatu pekerjaan, seperti pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills),
ketangkasan(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang
diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6. Performance appraisal, tujuan penting daripada
penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para
pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi,
pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi
informasi kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan
kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
7. Worker training, untuk tujuan-tujuan pelatihan.
8. Worker mobility, , untuk tujuan mobilitas
pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi,
pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
9. Efficiency, ini mencakup penggabungan proses
kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik
lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
10. Safety, sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya
lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang
tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
11. Human resource planning, ini meliputi
kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk
memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan
macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
12. Legal/quasi legal requirements, aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
6. Langkah-langkah dalam Analisis Pekerjaan
Dessler (2003;118) menyatakan ada enam langkah dalam
analisis pekerjaan. Adapun keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut;
1.
Menentukan
bagaimana untuk menggunakan informasi yang didapat. Mengetahui cara menggunakan
data yang diperoleh akan memberikan gambaran bagaimana untuk mengumpulkan data
tersebut. apakah dengan menggunakan wawancara atau questionaire.
2.
Meninjau informasi
dasar dyang relevan, seperti bagan organisasi, bagan proses dan deskripsi pekerjaan.
3.
Memilih posisi
yang dapat mewakili. Ada banyak pekerjaan yang serupa untuk dianalisis,
sehingga perlu mengambil sample pekerjaan tersebut untuk dianalisis.
4.
Menganalisis
pekerjaan. Mengumpulkan data aktifitas pekerjaan, perilaku karyawan yang
dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan sifat serta kemampuan manusia yang dibutuhkan
untuk melakukan pekrjaan itu.
5.
Memverifikasi
informasi analisis pekerjaan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut
dilakukan oleh atasan langsung. hal ini kan membantu mengonfirmasikan bahwa informasi
itu benar dan lengkap.
6.
Membuiat deskripsi
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah daftar tertulis
yang mendeskripsikan aktifitas dan tanggung jawab dari pekerjaan, juga kondisi
pekerjaan serta bahawa dan keamanan dari suatu pekerjaan, Spesifikasi
pekerjaan meringkas mutu, kualitas dan keterampilan dan latar belakang pribadi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
7. Jenis Analisis Pekerjaan
1. Analisis
Pekerjaan Tradisional (Traditional Job Analysis)
Model tradisional
ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain tanggung jawab yang
merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggung jawab,
harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan, skewajiban-kewajiban
umum dari seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan,
kualifikasi-kualifikasi minimal yang diterima sebagai kelayakan.
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODs)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil ini
merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang
bermanfaat bagi produktivitas.
8.
Sifat dari Analisis Jabatan
o
Definisinya: Prosedur
untuk menetapkan tugas & tuntutan ketrampilan dari suatu jabatan dan orang
macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
o
Melalui analisis jabatan
diperoleh informasi: aktivitas kerja, perilaku manusia,
mesin-alat-perlengkapan-bantuan kerja yang digunakan, standar kinerja, konteks
jabatan & tuntutan manusiawi.
o
Kegunaan dari Informasi
analisis jabatan : perekrutan & seleksi, kompensasi, penilaian kinerja,
pelatihan dan memastikan pengangkatan yg lengkap atas semua tugas.
o
Langkah-2 dlm analisis
jabatan : Identifikasi pemakaian atas informasi, meninjau informasi latar
belakang, pilih posisi untuk dianalisis, analisa, klarifikasi informasi dgn
pemegang jabatan, dikembangkan.
9.
METODE ANALISIS JABATAN
Analisis jabatan biasanya mengumpulkan informsi jabatan menurutMoekijat
(2010:19) yaitu melalui :
1.
Daftar pertanyaan mengenai jabatan (job questionnaires)
yang diberikan kepada pegawai-pegawai pelaksana atau kepala mereka. Keuntungan
metode ini adalah:
a. Ada kemungkinan untuk menyelidiki semua jabatan
lebih cepat dari pada dengan metode wawancara.
b. Memberikan kepercayaan kepada pemegang jabatan dan
kemampuannya untuk menyusun laporan jabatan.
c. Daftar pertanyaan dapat digunakan untuk memberikan
latar belakanginformasi untuk wawancara guna menganalisis jabatan dengan
sebaik- baiknya.
d. Untuk memusatkan perhatian pemegang jabatan pada
jabatannya.
Kelemahannya :
a. Metode ini hanya dapat dipergunakan bagi pegawai yang dapat
membaca dan menulis.
b. Informasi yang diperoleh kadang sering tidak lengkap, tidak teratur,
dan kadang tidak bersambung.
2.
Wawancara (interview)Wawancara
ini dapat dilakukan dengan pegawai-pegawai pelaksana ataudengan kepala mereka
atau dengan kedua-duanya.
Keuntungan
metode ini adalah :
a. Dapat memperoleh informasi lebih lengkap dan lebih
jelas dari pada dengan metode daftar pertanyaan.
b. Memberikan informasi yang dengan tidak segera
dapat diselidiki.
Kelemahannya :
a. Metode ini memakan waktu yang lebih lama dan biaya
yang lebih mahal dari pada dengan metode daftar pertanyaan.
b. Apabila wawancara ini dilakukan oleh seorang analisis jabatan,
istilah-istilah yang dipergunakan sering ditafsirkan salah oleh pegawaidan
sebaliknya.
3.
Buku catatan harian (logs)
Untuk
membetulkan informasi yang kurang jelas yang diperoleh darimetode
lainnya.Pegawai mencatat apa yang ia lakukan setiap hari, beberapa waktu
yangdipergunakan, kapan dimulai dan bila berakhir tiap tugas
diselesaikan.Keuntungan dengan metode ini adalah :
a. Pegawai mungkin akan bekerja lebih baik.
b. Metode ini mengurangi waktu analisis jabatan dalam mengadakan
observasi dan wawancara.
Kelemahannya :
a. Pada umumnya informasi yang diperoleh tidak lengkap,
karena tidakmemasukkan data-data lain yang diinginkan, seperti
hubungan-antar- pengawas, alat-alat yang dipergunakan, kondisi kerja,
dan sebagainya.
b. Metode ini memakan waktu yang lama.
4.
Pengamatan (observasi)
Mengadakan
observasi atau pemeriksaan (auditing) tiap jabatan danmengadakan pembicaraan
dengan pegawai- pegawai pelaksana dankepala mereka. Metode
ini dilakukan oleh analisis
jabatan (job analysts)yang telah memperoleh
pelatihan secara khusus.
Keuntungan metode ini
adalah ;
a. Adanya keseragaman, baik
dalam informasi yang dikumpulkan, maupun dalam standar yang
dipergunakan untuk menilai kecakapan, pengetahuan, pendidikan, tanggung
jawab, dan kondisi kerja.
b. Informasi yang diperoleh lebih lengkap dan lebih
teliti.
Kelemahannya :
a. Apabila pengamatan itu dilakukan hanya dalam dalam
kurun waktu-waktu tertentu, misalnya seminggu sekali atau sekali sebulan,
makaanalisis jabatan tidak memperoleh informasi yang lengkap.
10.
Klasifikasi Pekerjaan (Job Classification)
Sistem klasifikasi untuk semua pekerjaan, baik untuk
sektor publik maupun sektor swasta, didasarkan atas beberapa faktor,
diantaranya adalah:
1. Masukan informasi, dimana dan bagaimana pekerja
memperoleh informasi yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.
2. Proses mental, pertimbangan apa yang ditekankan dalam
pembuatan keputusan, perencanaan dan aktifitas dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output pekerjaan, aktifitas fisik apa yang dilakukan
oleh pekerja, dan alat apa yang dipakai oleh para pekerja?
4. Relasi dengan orang, relasi dengan orang lain yang
bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks pekerjaan, dalam kontek fisik dan sosial apa
pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode kerja, metode atau teknik apa yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan?
7. Ciri-ciri pekerja, ciri-ciri kepribadian atau
kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?
11.
Politik
Reklasifikasi (The Politics Of Reclassification)
Daya tangkap politik mempengaruhi fungsi-fungsi
alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara mendeskripsikan ramifikasi politik
mengenai dua jenis keputusan reklasifikasi, yaitu:
a. reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam
gaji
b. reklasifikasi yang menyebabkan perubahan
status dari suatu posisi pelayanan sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit
hasil kompromi bersama keposisi yang dikecualikan atau di luar unit kompromi.
(Gomes, 2003, hal. 103)
Referensi
Komentar
Posting Komentar