Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendahuluan dan Ruang Lingkup Manajemen SDM
Tugas Softskill
Nama: Setiyowati Miranda
NPM: 26215492
Kelas: 4EB08
1.
Pengertian Manajemen
Secara umum
Pengertian manajemen merupakan
suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti menyusun perencanaan,
membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian
atau pengawasan. Bisa juga diartikan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami mengapa dan bagaimana manusia
saling bekerja sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang
lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.
Secara etimologis
Pengertian manajemen merupakan
seni untuk melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu
yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi, sebagai usaha
bersama dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut. Sehingga, ada orang
yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut dengan
manajer.
Definisi Manajemen Menurut Para
Ahli
·
Mary
Parker Follet, manajemen
adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti
bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
·
Ricky
W. Griffin, manajemen
adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
·
Henry Fayol, manajemen adalah ilmu yang mengandung gagasan atau ide 5
fungsi utama yaitu merancang, memerintah, mengorganisir, mengendalikan dan
mengkoordinasi.
·
George
R. Terry, manajemen
adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia serta sumber-sumber lain.
·
Eiji
Ogawa, manajemen
adalah perencanaan, pengimplementasian, serta pengendalian dari setiap kegiatan
yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau organisasi dengan menetapkan setiap
sasaran yang disempurnakan sesuai dengan kondisi (fleksibel).
2.
Fungsi Manajemen
Manajemen
memiliki 4 fungsi utama yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan
berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik
untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah pertama, rencana ditetapkan untuk
organisasi secara keseluruhan. Kemudian, rencana yang lebih detail untuk
masing-masing bagian atau divisi ditetapkan. Dengan cara semacam itu,
organisasi mempunyai perencanaan yang konsisten secara keseluruhan.
Beberapa
manfaat perencanaan adalah mengarahkan kegiatan organisasi yang meliputi penggunaan
sumber daya dan penggunaannya untuk mencapai tujuan organisasi,
memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan
organisasi, dan memonitor kemajuan organisasi.
2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian
dapat diartikan sebagai kegiatan mengkoordinasi sumber daya, tugas, dan
otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai
dengan cara yang efisien dan efektif.
Contohnya,
kegiatan di perusahaan kebanyakan diorganisasi berdasarkan fungsi pokok
perusahaan seperti pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, dan personalia.
Masing-masing
dikelompokan menjadi departemen atau bagian sendiri dan dipimpin oleh
masing-masing manajer yang bertanggung jawab kepada direktur utama (CEO).
3 Pengarahan (Actuating)
Setelah
struktur organisasi ditetapkan dan orang-orangnya telah ditentukan, langkah
selanjutnya adalah membuat orang-orang tersebut bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
Manajer
perlu mengarahkan mereka dengan cara memberi pengarahan (directing),
memengaruhi orang lain (influencing), dan memotivasi orang tersebut
untuk bekerja (motivating).
Pengarahan
sering dikatakan sebagai kegiatan manajemen yang paling menantang dan paling
krusial karena langsung berhadapan dengan manusia.
4 Pengendalian (Controlling)
Tahap
terakhir proses manajemen adalah pengendalian. Pengendalian bertujuan melihat
apakah kegiatan organisasi sesuai dengan rencana atau tidak.
Fungsi
pengendalian meliputi 4 kegiatan, yaitu:
1.
Menentukan standar prestasi
2.
Mengukur prestasi yang telah dicapai
selama ini
3.
Membandingkan prestasi yang telah
dicapai dengan standar prestasi
4.
Melakukan perbaikan jika ada
penyimpangan dari standar prestasi yang telah ditentukan.
3.
Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang
memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro secara umum terdiri
dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di
sebuah wilayah, dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang
bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan.
Pengertian Sumber Daya Manusia menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah
merumuskan arti dari sumber daya manusia (SDM) yaitu sebagai berikut.
1. Sonny Sumarsono
Sonny Sumarsono (2003)
mengartikan bahwa sumber daya manusia mempuyai beberapa pengertian yaitu sumber
daya manusia adalah usaha kerja yang bermanfaat bagi keberlangsungan
produksi. Sedangkan makna yang kedua, sumber daya manusia merupakan kelompok
manusia yang terdiri dari manusia yang memiliki kemampuan untuk memberikan
jasa.
2. M.T.E Hariandja
Sumber daya manusia oleh
Hariandja dimaknai sebagai salah satu faktor penting bagi sebuah perusahaan
selain faktor modal. Faktor
sumber daya manusia ini dianggap penting karena membutuhkan
pengelolaan yang baik dalam rangka peningkatan mutu organisasi maupun
perusahaan.
3. Mathis dan Jackson
Menurut Mathis dan
Jackson (2006), sumber
daya manusia merupakan suatu rancangan berbagai sistem formal dalam
perusahaan maupun organisasi yang berfungsi untuk menjaga agar penggunaan bakat
dan minat manusia dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan tersebut secara efektif dan efisien.
4. Hasibuan
Sumber daya manusia
menurut Hasibuan adalah manusia yang mempunyai kemampuan terpadu yang dicirikan
dengan pola pikir dan daya fisik yang baik. Perilaku dan watak
sumber daya manusia berasal dari lingkungannya sedangkan prestasi dan
motivasi kerja berasal dari keinginan dirinya sendiri.
5. Ermaya
Pengertian sumber daya
manusia menurut Ermaya adalah suatu faktor utama yang penting dalam tiap proses
pembangunan negara, perusahaan, maupun organisasi. Di dalam pembangunan
ini sumber
daya manusia memberi pengaruh yang bermanfaat sehingga harus diatur
dan dijaga. Peran yang dimiliki sumber daya manusia ada dua yaitu sebagai objek
serta subjek dari proses pembangunan.
4.
FUNGSI-FUNGSI
OPERASIONAL SDM
Antara
lain :
1. Pengadaan
(procrutment) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Pengembangan
(development) adalan proses peningkatan ketrampilan teknis, teoristik,
konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
3. Konpensasi
(conpesation) adalan pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak
langsung (inderct), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang
diberikannya kepada perusahaan.
4. Pengintegrasian
(integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan
dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan.
5. Pemeliharaan
( maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka bekerja sama sampai pension.
6. Kedisiplinan adalah
keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan
norma-norma social.
7. Pemberhentian
(separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahan.
5.
Variabel
Variable Lain Yang Mempengaruhi Keberhasilan Organisasi
a.
Karakteristik
individu
karakter individu terdiri atas jenis kelamin, tingkat
pendidikan, umur, masa kerja, status perkawinan, jumlah tanggungan, dan posisi,
peneliti peneliti dalam bidang manajemen SDM dan perilaku organisasi
banyak melakukan penelitian tentang hubungan karakteristik individu
dengan sikap dan perilaku karyawan (panggabean,2001;2002)
b. Karekteristik organisasi
Karakteristik organisasi meliputi kompleksitas , formalisasi
,dan sentralisasi kompleksitas mencerminkan jumlah unit yang ada dalam
organisasi formalisasi merujuk kepada banyaknya pelaksanaan tugas yang
bersandarkan kepada peraturan , sedangkan sentralisasi di definisikan
sebagai siapa yang dapat mengambil keputusan (pemimpin atau pelaksana)
sentralisasi ada jika keputusan di tangan pemimpin, sebaliknya akan di katakana
ada desentralisasi jika jawaban tentang apa, bagaimana, kapan, dan dengan siapa
pekerjaan akan dilaksanakan diputuskan oleh pelaksana semakin banyak pertanyaan
itu dapat di jawab sendiri oleh pelaksana maka semakin dapat dikatakan ada
desentralisasi, bagaiman pengaruh karakteristik organisasi terhadap sikap dan
perilaku karyawan banyak di lakukan oleh para peneliti di bidang teori
organisasi dan perilaku organisasi (Melcher 1976)
c.
Karakteristik
pekerjaan
Karakteristik pekerjaan terdiri atas keanekaragaman tugas,
identitas tugas, keberartian tugas,otonomi dan umpan balik berbagai
penelitian dalam bidang manajemen SDM dan perilaku organisasi banyak
meneliti hubungan antara karakteristik tugas dan perilaku berikut di
bahas pengertian dari masing masing konsep
·
Keanekaragaman
tugas
Merujuk kepada adanya kemungkinan bagi karyawan untuk
melaksanakan kegiatan , prosedur, dan bahkan peralatan yang berbeda pekerjaan
yang beraneka ragam biasanya di pandang sebagai pekerjaan yang menantang
karena mereka menggunakan keterampilan yang mereka milik.
·
Identitas
tugas
Memungkinkan karyawan mengerjakan sebuah pekerjaan secara
menyeluruh sanagt terspesialisasi cenderung menciptakan tugas yang rutin
dan mengakibatkan seseorang hanya mengerjakan satu bagian saja dari keseluruhan
pekerjaan , hal ini menimbulkan adanya perasaan tidak melakukan apa apa oleh
karena itu dengan memperluas tugas tugas yang dapat meningkatkan perasaan
mangerjakan seluruh pekerjaan berarti meningkatkan identitas tugas.
·
Keberartian
tugas
Merujuk kepada besarnya pengaruh dari pekerjaan yang di
lakukan seseorang terhadap pekerjaan orang lain. Sangat penting bagi seseorang
untuk mempunyai perasaan melakukan pekerjaan yang sangat berarti bagi
perusahaan maupun masyarakat untuk itu adalah penting apabila pemimpin
memberitahukan di depan orang lain bahwa pekerjaannya sangat berarti bagi
perusahaan.
·
Otonomi
Merujuk kepada adanya ide bahwa karyawan dapat
mengendalikan sendiri tugas tugasnya hal ini penting untuk menimbulkan rasa
tanggung jawab .cara yang umum di pakai adalah melalui manajemen berdasarkan
sasaran.karena dengan cara ini karyawan memiliki kesempatan untuk menentukan
sendiri tujuan pribadi dan tujaun kerjanya.
·
Umpan balik
Merujuk kepada informasi yang diterima oleh pekerja tentang
seberapa baiknya ia melaksanakan tugasnya . penelitian tentang hubungan
karakteristik pekerjaan dengan sikap dan perilaku organisasi banyak dilakukan
oleh peneliti di bidang MSDM dan perilaku organisasi.
6.
Sikap
Kerja
Sikap
kerja merupakan hasil penilaian atau evaluasi terhadap orang-orang, atau
kejadian-kejadian di tempat kerja, apakah memuaskan, baik, menyenangkan,
menguntungkan atau sebaliknya. Konsep ini paling sering dipahami melalui
kepuasan kerja keterkaitan kerja dan komitmen organisasi.
1. Kepuasan
Kerja
Sebagai
fungsi dari tingkat keserasian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dapat
diperoleh, atau antara kebutuhan dan penghargaan. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu,
dan sebaliknya.
2. Keterkaitan
Kerja
Keterkaitan
kerja merupakan tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya ke pekerjaannya
secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi
nilai-nilainya. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan
kuat mengaitkan dirinya ke jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli
dengan kerja itu, begitu sebaliknya.
3. Komitmen
organisasi (organizational commitment)
Konsep
ini dapat didefinisikan dengan dua cara yang amat berbeda adalah sbb:
a. Diajukan
oleh Porter dan rekan
(Mowday, Porter dan Steers,1982; Porter, Steers, Mowday dan Boulian,1974).
Menurut Porter, komitmen adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang
dalam suatu organisasi tertentu.
b. Diajukan
oleh Becker (1960)
Becker
menggambarkan komitmen sebagai kecendrungan untuk terikat dalam garis kegiatan
yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang besar
jika berhenti bekerja.
7.
Perilaku
Karyawan
Perilaku
adalah tingkah laku yang terdiri atas tingkah laku yang tidak dapat dari luar,
misalnya keinginan untuk pindah (intent to leave) dan ada yang dengan
jelas dilihat dari luar, misalnya perputaran tenaga kerja dan ketidakhadiran.
Dari
teori dapat diketahui bahwa ketidakpuasan atau kepuasan yang rendah akan
meningkatkan perputaran tenaga kerja dan ketidakhadiran. Konsep-konsep ini
paling sering digunakan untuk memahami semangat kerja karyawan (Talacchi,
1960). Berikut diuraikan cara pengukurannya.
1. Perputaran
Tenaga Kerja
Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur perputaran tenaga kerja sudah pernah dbahas
dalam bab sebelumnya dimana datanya dapat diperoleh dari bagian personalia,
namun karena untuk memperoleh data dari masing-masing karyawan yang dijadikan
responden dalam penelitian pada umumnya sukar untuk diperoleh, maka untuk itu
digunakan konsep perilaku yang tidak langsung dapat dilihat yaitu keinginan
untuk pindah (intent to leave).
2. Keinginan
untuk Pindah
Keinginan
untuk pindah dapat diukur dengan mengembangkan pertanyaan yang dikemukakan oleh
Hom and Griffeth, 1991; 1995; Motowildo, 1983, yaitu sebagai berikut.
§ I have been thingking about quitting the present job.
§ I have been evaluating the cost of quitting my job.
§ I intent to quit.
§ I will quit my job uin the next six months.
3. Ketidakhadiran
Dari
uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa ketidakhadiran adalah kegagalan untuk
hadir ditempat kerja pada hari kerja. Faktor-faktor penyebab perilaku ini
banyak diteliti karena dapat mempengaruhi prestasi kerja.
4. Hubungan
Ketidakhadiran dengan Kepuasan Kerja
Penelitian
tentang hubungan ketidakpuasan dengan ketidakhadiran adalah rumit. Pandangan
tradisional mengemukakan bahwa ketidakhadiran disebabkan oleh ketidakpuasan
(Porter and Steers, 1973), namun kemudian para peneliti mengemukakan bahwa
ketidakhadiran yang menyebabkan ketidakpuasan kerja (Goodman and Atkin, 1984;
Rhodes and Steers, 1990). Sehingga akhirnya ada pula yang mengemukakan bahwa
hubungannya timbal balik (Clegg, 1983) dimana ia berpendapat bahwa dengan
menggunakan beberapa pengujian yang berkelanjutan (few longitudinal
test) ditemukan bahwa ketidakhadiran lebih sering mempengaruhi
ketidakpuasan dan tidak sebaliknya.
5. Hubungan
Ketidakhadiran dengan Prestasi Kerja
Selain
dengan kepuasan kerja, ketidakhadiran juga mempunyai hubungan yang negatif
dengan prestasi kerja. Bycio (1992) mengemukakan bahwa ketidakhadiran
dapat mengakibatkan rendahnya kinerja.
6. Hubungan
Ketidakhadiran dengan Gaya Kepemimpinan
John dan Nicholson (1982) mengemukakan
bahwa ketidakhadiran dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan terhadap
ketidakhadiran itu. Para pemimpin akan memberikan sanksi pada karyawan yang
jarang masuk dan akan mengurangi pemberian penghargaan kepada mereka.
7. Pengaruh
Karakteristik Individu dan Kerumitan Pekerjaan Terhadap Hubungan Kepuasan Kerja
dengan Ketidakhadiran, Prestasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan.
Hubungan
antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran pada umumnya dapat dipengaruhi oleh
karakteristik individu, misalnya usia dan masa kerja (Nicholson, 1977),
kerumitan pekerjaan (House dan Mitchell, 1974), dan gaya kepemimpinan (Clegg,
1983). Gaya kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership) dapat
menurunkan ketidakhadiran bagi pekerjaan yang sederhana dibandingkan dengan
yang rumit.
8. Alat
ukur yang Digunakan
Terlepas
dari apakah sebagai penyebab atau sebagai akibat, ketidakhadiran, sebagaimana
halnya dengan keinginan untuk pindah, konsep ini juga perlu diukur dengan
sejumlah pertanyaan jika data ketidakhadiran dari masing-masing responden sulit
untuk diperoleh.
Hammer
dan Landau, 1982; Harisson dan Hulin, 1989 mengukur ketidakhadiran dengan
menggunakan tiga macam data, yaitu:
1.
Waktu yang hilang (jumlah jam
ketidakhadiran yang tidak dicatat)
2.
Frekuensi (jumlah waktu
ketidakhadiran yang tidak tercatat)
3.
Ketidakhadiran yang tercatat (jumlah
ketidakhadiran), data yang dipakai adalah data selama 12 bulan.
8.
Semangat
kerja
Hasley (2001) menyatakan bahwa semangat kerja atau moral
kerja itu adalah sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang karyawan
untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang
menyebabkan karyawan dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan
usaha-usaha kelompok sekerjanya, dan membuat karyawan tidak mudah kena pengaruh
dari luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas
tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan pemimpin perusahaan itu terhadap
dirinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya darinya dan memberi
sedikit mungkin.
ada empat aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai semangat
kerja yang tinggi, yaitu:
·
Kegairahan
·
Kekuatan untuk
melawan frustasi
·
Kualitas untuk
bertahan
·
Semangat kelompok
Referensi
Komentar
Posting Komentar