Manajemen
Sumber Daya Manusia
Penarikan SDM
Tugas
Softskill
Nama:
Setiyowati Miranda
NPM:
26215492
Kelas:
4EB08
1.
Pengertian, Maksud, dan Tujuan
1.1
Pengertian Penarikan
Penarikan (recruitment) adalah
proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk
melamar sebagai karyawan. Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan
berakir bila lamaran-lamaran (aplikasi) mereka diserahkan.
Definisi rekrutmen menurut Siagian
(2009:102) adalah “Proses mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk
dipekerjakan dalam suatu organisasi”. Sedangkan menurut Hasibuan (2007:40)
“Penarikan adalah usaha untuk mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan”.
Menurut Mathis and Jakson,
perekrutan adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi
bagus untuk pekerjaan didalam organisasi atau perusahaan. Dalam arti kata,
merupakan penarikan (recruitment) adalah sebagai proses pencarian dan pemikatan
calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan
(Handoko,2001:69)
Menurut Ivancevich dan glueck (dalam
Sukamti,1989:133) recruiting adalah serentetan kegiatan yang digunakan oleh
organisasi untuk menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan dan sikap yang
dibutuhkan untuk membantu mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut Schuler dan
Youngblood (dalam Sukamti,1989:133) rekrut (recruitmen) adalah serentetan
kegiatan dan proses yang digunakan untuk mendapatkan secara sah orang-orang
yang tepat dan dalam jumlah yang cukup. Pada tepat dan waktu yang tepat
sedemikian sehingga orang dan organisasi dapat memilih satu dengan lainnya sesuai
dengan keinginan mereka dalam jangka waktu pendek dan panjang.
1.2
Maksud dari Penarikan
Kegiatan penarikan dilakukan dengan
memperhatikan aspek legalitas yang berlaku dalam rangka memperoleh sejumlah
tenaga yang diperlukan.
Adapun maksud dan pentingnya
penarikan ini adalah :
·
Menetukan kebutuhan penarikan tenaga
kerja
·
Meningkatkan jumlah pelamar kerja
secara efisien
·
Membantu meningkatkan rating proses
seleksi dengan mengurangi jumlah pelamar kerja yang underqualified atau
overqualified
·
Mengurangi kemungkinan berhenti atau
mutasi setelah diangkat
·
Memenuhi kewajiban organisasi
melaksanakan program pemerataan kesempatan kerja
·
Mengidentifikasi dan menyiapkan
calon-calon tenaga kerja yang potensial
·
Meningkatkan efektivitas organisasi
dan individu baik untuk jangka pendek maupun panjang
·
Menilai efektivitas berbagai teknik
dan lokasi rekrutmen
1.3
Tujuan dari Penarikan
Tujuan aktivitas penarikan terdiri
dari :
- Memikat pelamar yang melamar
kesempatan kerja
- Mempengaruhi pelamar menerima
tawaran yang mereka terima
- Sebagai sarana pertukaran
informasi
2. Alasan-alasan Dasar
Penarikan
Ada beberapa alasan yang mendorong
suatu organisasi melakukan penarikan pegawai yaitu:
1. Berdirinya organisasi baru
2. Adanya perluasan kegiatan organisasi
3. Terciptanya pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
4. Adanya pekerja yang pindah keorganisasi lain
5. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun
tidak dengan hormat sebagai tindakan punitive
6. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pension
7. Adanya pekerja yang meninggal dunia
3. Penarikan dan
Pengaruh Nilai
3.1
Penarikan
Setiap organisasi, terlepas dari
ukuran, produk, maupun jasa yang dihasilkannya, harus merekrut pelamar kerja
untuk mengisi ebuah posisi. Pengisian kekosongan di dalam sebuah organisasi
disebabkan oleh pertumbuhan, perubahan struktur dan fungsi, ataupun putaran
karyawanya. Hal tersebut memerlukan pencarian orang-orang yang dapat memenuhi
persyaratan posisi yang kosong. Sumber karyawandapat berasal dari sumber internal
maupun eksternal.
Bentuk pekerjaan yang harus diisi
serta berbagai kebijakan dan praktik organisasi akan menentukan yang mana dari
sumber tadi yang paling tepat untuk mengisi posisi yang lowong. Sebab itu,
salah satu aspek keputusan seleksi adalah pengambilan keputusan dimana akan
merekrut.
Sebelum perusahaan dapat menyeleksi
dan mengangkat pelamar yang mempunyai kualifikasi terbaik, terlebih dahulu
harus direkrut orang-orang untuk pekerjaan yang tersedia. Prosedur seleksi
karyawan yang efektif tergantung pada efektivitas proses rekrutmen. Kandidat-
kandidat yang menonjol tidak akan dapat diseleksi manakala mereka tidak
termasuk dalam kumpulan pelamar.
3.2
Pengaruh Nilai
Pengaruh lingkungan, terutama
nilai-nilai, terhadap MSDM sangat besar. Pengaruh tersebut tampak sangat nyata
dari nilai-nilai yang ditimbulkan oleh kondisi ekonomi, politik, social-budaya
dan teknologi, serta hukum. Pengaruh tersebut kemudian termanifestasikan dalam
berbagai bentuk outcome, berupa undang-undang, instruksi-instruksi pimpinan
eksekutif, aturan-aturan pembuatan keputusan dan interpretasi dan tinjauan dari
lembaga yudikatif. Nilai-nilai yang saling berpengaruh terhadap perilaku dan
tindakan dari lembaga-lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Nilai-nilai yang saling berkompetisi
dalam kondisi-kondisi ekonomi, politik, social-budaya dan perubahan teknologi
tertentu, dapat dimanifestasikan dalam jiwa dan semangat isi dari berbagai
bentuk peraturan, baik yang dihasilkan oleh lembaga eksekutif, legislative,
yang dianggap sensitive terhadap aspirasi dan keinginan rakyat, maupun
yudikatif. Misalnya, instruksi pimpinan dapat berbentuk keputusan mengenai
pengadaan posisi-posisi baru, atau peniadaan posisi-posisi tertentu,
berdasarkan suatu sistem merit yang ketat atau longgar hingga ke tingkat
penekanan yang tinggi terhadap obyektivitas penilaian performansi, yang sangat
mengutamakan nilai-nilai efisiensi dan efektifitas dibandingkan dengan
nilai-nilai hak pekerja dan keadilan social. Pengaruh nilai-nilai ini terasa
pada berbagai bentuk aktivitas MSDM, mulai dari aktivitas pencarian, rekrutmen,
hingga aktivitas sanksi.
Nilai-nilai disaring melalui
kondisi-kondisi ekonomi, politik, social/budaya dan teknologi, kemudian
menghasilkan berbagai peraturan perundang-undangan, baik oleh lembaga
eksekutif, legislative maupun yudikatif, yang semuanya akan berdampak terhadap
berbagai fungsi MSDM. Nilai-nilai keadilan social dan responsiveness politik
biasanya tercermin dalam berbagai aturan yang diloloskan oleh lembaga
legislative, yang dianggap wakil rakyat yang sensitif terhadap kebutuhan dan
aspirasinya.
·
Kondisi Ekonomi
Kondisi-kondisi ekonomi sangat
mempengaruhi tersedia/tidaknya lapangan kerja, baik disektor public maupun
sektor swasta, dan sekaligus menyebabkan meningkatnya tuntutan-tuntutan akan
pelayanan public. Misalnya, pada saat terjadi resesi ekonomi, lapangan kerja menjadi
sangat langka, maka nilai efisiensi mendapat perhatian dan penekanan yang
utama. Dan kecenderungan orang untuk pindah kerja pun menjadi sangat berkurang.
Dalam kondisi yang demikian, para majikan akan menjadi lebih selektif dalam
keputusan-keputusannya mengenai siapa (kualitas) dan berapa (kuantitas) pelamar
yang harus diterima dan dipekerjakan. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan
pun menjadi meningkat. Tuntutan-tuntutan bagi pelayanan pun meningkat.
·
Kondisi Politik
Kondisi politik pun sangat mempengaruhi
fungsi-fungsi MSDM. Pergantian pimpinan-pimpinan politik, atau pejabat-pejabat
yang diangkat secara politik, perubahan pada prioritas-prioritas program
dan/atau pelayanan, serta pergantian kebijaksanaan-kebijaksanaan sangat
berpengaruh terhadap MSDM. Orang cenderung mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM
berdasarkan keyakinan politiknya.
·
Kondisi Sosial/Budaya
Segala perubahan yang terjadi pada
lingkungan social budaya berpengaruh terhadap MSDM. Perubahan karakteristik
demografis, pendidikan, keyakinan, nilai, kesemuanya menuntut perhatian dan
penanganan tersendiri dalam MSDM. Misalnya, perubahan dalam jumlah tenaga kerja
wanita dipasar tenaga kerja, atau pertambahan usia manusia yang menambah jumlah
orang tua, semuanya menghendaki adanya perlakuan tertentu melalui MSDM.
Affirmative action dan/atau keadilan social, dalam keadaan yang demikian,
merupakan pilihan yang utama.
·
Kondisi Teknologi
Teknologi sangat mempengaruhi
fluktuasi lapangan kerja. Setiap perubahan teknologi akan membawa dampak yang
bermuara pada dua hal, yakni pada satu sisi, perubahan teknologi bisa membantu
menciptakan lapangan kerja baru. Pada sisi yang lain, dan barangkali merupakan
sisi negatifnya, perubahan teknologi bisa membawa akibat terjadinya pengurangan
lapangan kerja dan pengangguran. Karena banyak pekerjaa yang tadinya dikerjakan
oleh tenaga-tenaga manusia, mulai dikerjakan oleh mesin. Perubahan pada
teknologi tidak hanya berpengaruh pada tingkat suplai dan demand bagi berbagai
jenis keterampilan, tetapi juga berdampak terhadap perencanaan, teknik-teknik
rekrutmen, perhatian yang diutamakan dalam berbagai jenis pelatihan, jenis
keterampilan tertentu dan hubungannya dengan pasar, kemampuan sektor public
untuk bersaing bagi pekerjaan yang langka.
4. Penarikan Orang-orang
yang diangkat secara Politik
Rekrutmen ini dilakukan tidak hanya
untuk menarik atau mendapatkan tenaga-tenaga yang bersifat teknis, tetapi juga
perekrutan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang bersifat politis. Di
samping itu perekrutan juga dilakukan untuk pengisian jabatan-jabatan eksekutif
dan staf ahli.
Hal-hal yang merupakan salah satu
ciri perbedaan antara pimpinan yang diangkat secara politis dengan pimpinan
yang diangkat berdasarkan karir yaitu:
a) Orang yang ditunjuk secara politis biasanya orientasi
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
b) Mereka biasanya tidak banyak mengetahui tentang struktur dan
fungsi dari instansi pemerintah yang mereka jalankan, walupun mungkin
penunjukan mereka didasarkan kepada latar belakang pengalaam yang dianggap
berkaitan denagn posisi yang mereka duduki
c) Mereka kebanyakan adalah orang-orang yang juga dianggap
berhasil dalam usaha-usahanya di sektor swasta.
d) Orang-orang yang terpilih secara politikini dalam hal-hal
tertentu, mungkin melihat para birokrat karir sebagai orang-orang yang tidak
tida mempunyai daya tanggap secara pilitik,, termasuk loyalitas mereka terhadap
program-program atau kebijakan-kebijakan dari pemerntah terdahulu. Oleh karena
itu para pejabat terpilih memandang proteksi-proteksi pelayanan sipil sebagai red
tape (berbelit-belit) yang memelihara pegawai-pegawai yang tidak produktif pada
pegawai-pegawai mereka.
5. Pengaruh
Eksternal Terhadap Penarikan
Tidak ada satupun organisasi yang
boleh mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya. Artinya dalam mengelola
organisasi, factor-faktor eksternal atau lingkungan harus selalu mendapat
perhatian. Juga dalam hal merekrut tenaga kerja baru.
Contoh dari faktor eksternal dalam
proses rekrutmen antara lain :
1. Tingkat pengangguran
Apabila tingkat pengangguran tinggi,
maka para pencari tenaga kerja dapat bertindak lebih selektif karena banyaknya
pencari pekerjaan yang melamar, mungkin banyak diantaranya yang memenuhi
persyaratan melebihi ketentuan organisasi untuk mengisi lowongan yang tersedia.
Sebaliknya, apabila tingkat pengangguran rendah, maka para pencari tenaga kerja
tidak tepat jika “jual mahal” karena para pencari pekerjaan tidak terlalu sikar
memperoleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalamannya.
2. Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru via a
vis organisasi lain yang bergerak di bidang kegiatan yang sama atau
menghasilkan barang dan jasa sejenis. Posisis organisasi dibandingkan dengan
organisasi lain yang bergerak dalam kegiatan sejenis dapat digolongkan pada
tiga keadaan: lebih kuat, relatif sama atau lebih rendah. Kedudukan relatif
suatu organisasi menentukan sikap para pencari tenaja kerja dalam
menyelenggarakan rekrutmen.
3. Langka tidaknya keahlian atau ketrampilan tertentu
Di pasaran kerja, tersedia tidaknya
orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan tertentu bukanlah hal yang
konstan. Artinya, bisa saja terjadi bahwa pada suatu ketika terjadi kelangkaan
orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan tertentu. Dalam hal ini, sikap
dan tindakan para pencari tenaga kerja baru pasti berbeda dengan jika tidak
menghadapi suasana kelangkaan.
4. Proyeksi angkatan kerja pada umumnya
Berkaitan dengan factor demografi,
seperti laju pertumbuhan pendudukan, komposisi penduduk, jumlah dan jenis
luaran lembaga-lembaga pendidikan, presentase penduduk yang termasuk kategori
angkatan kerja dan sebagainya. Para pencari tenaga kerja akan dapat memperkirakan
apakah jumlah pelamar akan banyak atau tidak dan dengan kualifikasi yang
bagaimana.
5. Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan
Berbagai peraturan
perundang-undangan merupakan faktor eksternal yang harus diperhitungkan dan
ditaati. Misalnya mengenai upah minimum, upah lembur, ketentuan memperkejakan
wanita dalam presentase tertentu, larangan mempekerjakan wanita di malam hari,
hak cuti pegawai, ketentuan mengenai cuti hamil bagi wanita yang sudah menikah,
juga larangan atau pembenaran mempekerjakan tenaga asing.
6. Praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain
Teori manajemen sumber daya manusia
menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia diselenggarakan
berdasarkan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi
pengalaman menunjukkan tidak selalu demikian. Itulah sebabnya selalu terjadi
praktek-praktek pengelolaan organisasi, termasuk dalam hal rekruitmen yang
melanggar norma-norma etika tersebut.
7. Tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja
baru
Dalam hal ini terlihat bahwa
pentingnya arti peranan informasi tentang analisis pekerjaan. Dengan informasi,
para pencari tenaga kerja tidak lagi berpedoman kepada keinginan para manajer
yang akan mempekerjakan tenaga baru kelak, tetapi memperhitungkan faktor-faktor
lain yang memang harus diperhitungkan.
Hal penting yang perlu perhatian
antara lain:
·
Para manajer yang memerlukan tenaga
kerja baru sering hanya mengatakan agar para pencari tenaga kerja berusaha
mencari tenaga kerja baru yang paling memenuhi syarat.
·
Sering dalam mengelola sumber daya
manusia pengertian “berpengalaman sekian tahun” diartikan dengan “memiliki masa
kerja sekian tahun”, padahal kedua hal itu berbeda.
·
Mencari tenaga kerja yang sudah
berpengalaman memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar. Maka pengalaman
yang dipersyaratkan benar-benar dituntut oleh pekerja yang sedang lowong.
·
Tenaga kerja yang sudah
berpengalaman akan menuntut imbalan yang cukup tinggi. Jika tidak yang
bersangkutan mungkin tidak berminat bekerja pada organisasi yang berusaha
merekrutnya.
·
Jika ternyata kemudian bahwa tenaga
kerja baru itu dipekerjakan pada satuan kerja yang tidak menuntut pengalaman,
sangat mungkin tenaga kerja baru akan bosen atau bahkan tidak berahan lama
dalam organisasi.
6. Teknik-Teknik Penarikan
Teknik-teknik rekrutmen, baik di
sektor publik maupun swasta dapat dilakukan melalui asas disentralisasikan atau
didesentralisasikan, tergantung keadaan (besarnya) organisasi, kebutuhan dan
jumlah calon pekerja yang hendak direkrut.
1)
Centralized
Recruitment TechniqiueTeknik (Rekrutmen
yang Disentralisasikan)
Jika instansi tersebut mempunyai
beberapa ribu pekerja, dan jika departemen-departemen yang berbeda merekrut
sejumlah besar pekerja juru ketik atau teknis bagi tipe kedudukan yang sama,
rekrutmen yang disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena lebih efisien
biaya.
Jika rekrutmen disentralisasikan,
instansi yang mengelola sumber daya manusia itu akan bertanggungjawab untuk
meminta dari para manajer akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah dan
tipe pekerja-pekerja baru yang dibutuhkan di waktu akan datang.
1. jenis pekerja, klasifikasi, dan besarnya gaji
1. lokasi tugas (unit geografis dan organisasi)
2. gambaran dari kewajiban-kewajiban kerja.
3. Kualifikasi minimal
4. Tanggal mulai kerja
5. Prosedur-prosedur pelamaran,
6. Tanggal penutup bagi
2)
Decentralized
Recruitment Techniqiue (Teknik
Rekrutmen yang Didesentralisasikan)
Rekrutmen yang didesentralisasikan
terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil, kebutuhan-kebutuhan rekrutmen
terbatas, dan dalam mana setiap instansi mempekerjakan berbagai tipe pekerja.
Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai untuk posisi-posisi khas profesional,
ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi tertentu. Selama masa resesi, di
mana permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetapi
lowongannya terbatas, maka penggunaan rekrutmen dengan cara ini lebih efektif.
7. Name Request :
Gabungan Politik dan Pelayanan Sipil
Teknik Name Request (kombinasi
antara politik dan pelayanan sipil). Teknik kombinasi antar politik dan sipil
merupakan proses rekrutmen yang melibatkan nilai-nilai political
responsiveness dan managerial efficiency. Khusunya
untuk lowongan-lowongan jabatan profesional dan administratif tingkat atas,
sistem ini lebih banyak dipergunakan tingkat atas, teknik name
request ini sering dipergunakan, walaupun teknik ini tidak terlepas
dari kelemahan-kelemahan.
Kelemahan-kelemahan tersebut adalah:
1. Karena dapat mengarah sistem cronyism dalam
pengangkatan seseorang dan bisa bertentangan dengan tujuan-tujuan social
equity atau efficiency dari instansi-instansi.
2. Karena bisa membatasi hak-hak pegawai
3. Dapat secara tidak adil mengeluarkan nama-nama dari para
pelamar yang telah ada lebih dahulu dalam daftar
Pandangan lain berpendapat bahwa
melalui teknik ini instansi memungkinkan untuk mewawancarai dan melakukan
praseleksi terhadap pelamar yang memenuhi tuntutan kualifikasi. Dengan demikian
akan dapat menekan biaya terutama biaya surat menyurat.
Referensi
Komentar
Posting Komentar