Langsung ke konten utama

Latihan dan Pengembangan SDM


1.      Pengertian Pelatihan  dan Tujuan dan Pengembangan
Definisi Pelatihan dan Pengembangan secara umum :
·         Pelatihan dan Pengembangan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang oleh organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan kemampuan pegawai.
·         Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.
·         Pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan datang.
Definisi Pelatihan dan Pengembangan menurut para ahli :
Gary Dessler, pelatihan adalah proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru dan lama untuk melakukan pekerjaanya, sedangkan pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen dimasa depan dengan menanamkan pengetahuan, perubahan perilaku, atau peningkatan keterampilan.
Menurut Simamora, menyatakan bahwa pelatihan itu diarahkan untuk membantu para karyawan menunaikan pekerjaan mereka saat ini secara lebih baik, sedangkan pengembangan mewakili suatu investasi yang berorientasi ke masa mendatang dalam diri para karyawan.
Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Secara umum Pelatiahan dan Pengembangan adalah upaya untuk meningkatkan prestasi manajemen pada saat sekarang atau di masa yang akan datang dengan memberikan pengetahuan, merubah sikap, atau meningkatkan keterampilan dan kualitas sumber daya manusia. Tujuan-tujuan utama pelatihan menurut (Simamora, 2009), pada intinya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang :
1.      Memperbaiki kinerja
2.      Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi
3.      Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten dalam pekerjaan
4.      Membantu memecahkan permasalahan operasional
5.      Mempersiapkan karyawan untuk promosi
6.      Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi
7.      Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi
Tujuan-tujuan utama pengembangan menurut (Simamora, 2009), pada intinya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang, sebagai berikut:
1.      Produktivitas kerja
2.      Efisiensi
3.      Kerusakan
4.      Kecelakaan
5.      Pelayanan
6.      Moral karyawan
7.      Karier
8.      Kepemimpinan
9.      Kompensasi

2.      Kapan Pelatihan diperlukan ?
Training atau pelatihan atau Learning adalah kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan baik dalam kelas maupun diluar kelas pada seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk menghilangkan GAP atau perbedaan antara kemampuan yang sekarang dimiliki dengan kemampuan standard yang ditetapkan. Proses pelaksanaannya ialah mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti standard acuan tertentu atau prosedur sehingga menjadi kebiasaan yang pada hasilnya nanti terlihat adanya perubahan, perbaikan ditempat kerja.
Banyak cara orang dalam belajar untuk memahami sesuatu. Pertama ialah belajar sendiri tanpa didampingi instruktur atau mentor dengan cara membaca buku dan dokumen tertentu, memutar video ataupun melalui internet. Kedua ialah belajar dengan disertai instruktur dilakukan di Kelas (in-door), di tempat kerja atau On Job Training (OJT) ataupun diluar ruangan kelas (out door) semisal kegiatan out bound training. Ketiga ialah mencoba melakukan sendiri di tempat kerja baik dengan tanpa instruktur, in-door maupun out-door.
Adapun mengapa pelatihan penting sekali kita lakukan dalam sebuah perusahaan atau dalam sebuah pekerjaan karena ada beberapa hal yang memang perlu dan penting kita ketahui dalam kegiatan tersebut, yaitu :
1.      Karena karyawan tidak mempelajari hal-hal yang sesuai kehendak kita
2.      Mereka tidak mempelajari cara-cara yang terbaik yang kita kehendaki dalam melaksanakan tugas
3.      Mereka perlu diingatkan setiap saat tentang cara kerja dan sikap prilaku yang benar.

Kemudian pelatihan tidak serta merta dilakukan setiap saat, pelatihan dilakukan bila:
1.      Adanya karyawan baru
2.      Adanya penerapan sistem dan teknologi baru
3.      Prestasi kerja dibawah standar
4.      Perlu mengadakan penyegaran
5.      Rencana perluasan organisasi

Manfaat pelatihan baik bagi karyawan, maupun perusahaan
Bagi karyawan :
1.      Mengurangi waktu yang digunakan untuk belajar
2.      Pengetahuannya naik juga keterampilannya
3.      Meningkatkan rasa percaya diri
4.      Meningkatkan kepuasan kerja
5.      Lebih termotivasi untuk meraih prestasi

Bagi perusahaan :
1.      Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil
2.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
3.      Meningkatkan produktivitas kerja
4.      Mengurangi biaya karena waktu yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan
5.      Meningkatkan mutu hasil kerja
6.      Meningkatkan keuntungan
7.      Mempunyai karyawan yang senantiasa termotivasi dan merasa memiliki perusahaan sehingga membantu peningkatakan image positif perusahaan.

3.      Jenis Program Pelatihan dan Pengembangan 
Sebuah perusahaan yang hebat tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang hebat pula. Pada masa sekarang ini, persaingan bisnis semakin ketat, maka produktivitas SDM harus ditingkatkan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Untuk itu, program pelatihan dan pengembangan SDM harus dilaksanakan agar dapat mengatasi permasalahan ini. Berikut adalah beberapa jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang bisa Anda lakukan.

·         Skill Training (Pelatihan Keahlian)


Pelatihan keahlian atau skill training merupakan jenis pelatihan yang sering dilakukan pada setiap perusahaan. Program skill training relatif sederhana seperti menilai kebutuhan atau kekurangan dan kemudian diidentifikasi melalui penilaian yang teliti.

·         Retraining (Pelatihan Ulang)
Pelatihan ulang atau retraining yaitu memberikan keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Melalui hal ini, karyawan dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan pekerjaan.


·         Cross Functional Training


Cross functional training atau pelatihan lintas fungsional adalah pelatihan yang melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang ditugaskan.

·         Team Training (Pelatihan Tim)


Pelatihan tim dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.

·         Creativity Training


Pelatihan kreativitas atau creativity training yaitu pelatihan dengan memberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan pada nilai rasional. Gagasan tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.

4.      Orientasi Pekerja Baru
Ø  Orientasi Pekerja Baru Untuk Meningkatkan Produktivitas
Setelah merekrut pegawai baru, maka harus ada satu proses yang penting yaitu bagaimana memperkenalkan pegawai baru tersebut kepada lingkungan, peraturan dan tujuan perusahaan, sehingga membantu pegawai tersebut masuk ke dalam bagian sebagai pihak yang dapat memajukan perusahaan. Hal inilah yang dikenal dengan istilah Orientasi Pegawai Baru. Beberapa waktu lalu sewaktu saya bekerja pada sebuah bank, saya menemukan beberapa kasus tentang kurangnya orientasi pegawai baru. Seorang Senior Manager yang baru direkrut, dia merasa kecewa karena ada beberapa kebijakan yang belum dia ketahui, seperti tentang asuransi kesehatan sehingga dia harus bolak balik melakukan urusan tentang kesehatan tersebut. Ada juga beberapa pegawai baru tidak tahu dengan jelas apa yang mereka kerjakan, sehingga kelihatan mereka tidak bekerja maksimal hanya menunggu perintah dari atasan saja.Hal-hal tersebut di atas, seperti adanya kekecewaan dan benturan-benturan, juga tidak jelasnya tujuan kerja, menyebabkan kurangnya produktivitas, yang pada akhirnya mengganggu pencapaian tujuan perusahaan.Seringkali karena kurangnya proses orientasi, menyebabkan kurangnya produktivitas. Hal ini bisa disebabkan kurangnya informasi dan pemahaman tentang peraturan dan bisnis perusahaan, akibatnya si pegawai baru tidak mencapai target yang diharapkan, atau bisa saja dia tidak betah akan situasi dan kondisi perusahaan yang tidak mendukung, akhirnya dia memilih keluar dari perusahaan.
Beberapa tahap orientasi yang penting dilakukan :
1. Perkenalan
Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait lainnya, akan memberikan ketenangan dan kenyamanan si pegawai, karena dia merasa diterima di lingkungannya dan hal tersebut akan mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka menjalankan tugasnya.
2. Penjelasan Tujuan Perusahaan
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru lebih mengenal perusahaan tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk mendukung tujuan perusahaan.

3. Sosialisasi Kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan Sumber Daya Manusia seperti Reward, Career, Training, Hubungan Kepegawaian, Penilaian Pegawai, sampai Termination, juga yang terkait dengan unit kerja tempat dia bekerja, demikian juga tentang kode etik dan peraturan perusahaan. Dengan demikian akan memperjelas hal-hal yang perlu ditaati dan dijalankan dalam memperlancar tugas kerjanya.
4. Jalur Komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaannya. Untuk itu perlu dibukanya ruang komunikasi bagi pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin melalui tatap muka seperti meeting rutin, friday session dll, juga dibukanya jalur media komunikasi seperti email mapun telephone.
5. Proses Monitoring
Tentunya pada awal bekerja, si pegawai baru sudah disosialisasikan target kerja yang harus dicapai. Perlu adanya monitor rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu pegawai tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Demikian juga jika ternyata pegawai tersebut berhasil mencapai target yang lebih, maka dapat ditingkatkan lagi target kerjanya.

5.      Pelatihan dan Tahap-tahapnya
Terdapat paling kurang tiga tahap utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni :
1.      Penentuan Kebutuhan Pelatihan (Assessing Traning Needs)
Pada tahap ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan, yakni :
a.       General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seorang pegawai tertentu.
b.      Observable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan evalusi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c.       Future human resources needs. Jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja, tetapi berkaitan dengan keperluan SDM manusia untuk waktu yang akan datang.



2.      Mendesain Program Pelatihan (Designing a Training Program)
Terdapat dua jenis sasaran pelatihan, yakni :
a.       Knowledge centered objectives = biasanya berkaitan dengan pertambahan pengetahuan, atau perubahan sikap.
Bernandin & Russell mengelompokan metode-metode pelatihan atas dua katagori, yaitu:
·         Informational methods biasanya menggunakan pendekatan satu arah, melalui mana informasi-informasi disampaikan kepada para peserta oleh para pelatih.
·         Experiental methods adalah metode yang mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, dan lebih dinamis, baik dengan instruktur, dengan sesame peserta, dan langsung mempergunakan alat-alat yang tersedia.
b.      Performance centered objectives = mencakup syarat-syarat khusus yang bekisar pada metode/teknik, syarat-syarat penilaian, perhitungan, perbaikan, dan sebagainya.

6.      Pelatihan Formal dan Nonformal
a.       Pelatihan Formal
Pelatihan formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulum-silabus yang sudah ada. Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benar-benar berkaitan dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan seharri-hari karyawan.
Ø  Metode pelatihan formal :
1.      Belajar mandiri
2.      Metode belajar dikelas/ceramah
3.      Pelatihan ditempat kerja ( on the job training)
4.      Unjuk kerja
5.      Simulasi
6.      Sistem magang
7.      Pelatihan vestibule
8.      Bermain peran
9.      Telaah kasus
10.  Pelatihan laboratorium





Ø  Hambatan Pelatihan Formal
Faktor-faktor yang sering menghambat  terlaksananya suatu pelatihan antara lain :
1.      Penyediaan biaya yang kurang mendukung
2.      Penentuan kebutuhan pelatihan yang kurang tepat
3.      Penyediaan fasilitas saran dan prasarana
4.      Kurikulum-silabus yang kurang efektif
5.      Sulitnya memperoleh tenaga pengajar yang berpengalaman


b.      Pelatihan Non Formal
Pelatihan nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakn pelatihan yang berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk  meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
7.      Pelatihan Supervisor, Pengembangan Team dan Pengembangan Organisasi
Para manajer dan supervisor organisasi bertanggung jawab tidak hanya bagi kinerja mereka sendiri, tetapi juga bagi kinerja dari para kinerjanya. Akibatnya, tujuan dari pelatihan supervisi adalah untuk meingkatkan keterampilan-keterampilan pengawaasan dan manajemen, supaya membantu kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain, dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manajer dan supervisor agar bekerja lebih tangkas. Beberapa cari jenis-jenis pelatihan tersebut yang diberikan kepada manajer dan supervisor, pendelegasian, manajemen waktu, dan manajemen stress/tekanan. Permainan merupakan metode-metode pelatihan yang diinginkan. Ada dua jenis pelatihan, yakni organisasi development dan sensitivity training.
Para manajer dan surpervisor tidak hanya bertanggung jawab pada pelatihan terhadap para pegawai secara perorangan untuk meningkatkan keterampilan kerja keras mereka, tetapi juga untuk membantu proses pembelajaran.

8.      Pengembangan SDM
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) diterjemahkan dari bahasa Inggris “Human Resources Development (HRD).” Instilah ini dibangun dari 2 (dua) konsep yaitu pengembangan dan Sumber daya manusia. Pengembangan adalah suatu proses aktif untuk merubah suatu keadaan ke keadaan yang lain yang lebih baik. Apa yang dimaksud dengan suatu keadaan mungkin berhubungan dengan manusia (pegawai) atau pun organisasi. Naddler dan Wiggs (1986) mengatakan “Aktifitas pengembangan tidak berkaitan dengan pekerjaan, tetapi berorientasi pada pertumbuhan, baik personil atau pun organisasi.”

Sementara itu, apa yang dimaksud dengan “Sumber Daya Manusia” adalah semua orang (baik pimpinan, staff, atasan, bawahan, pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan sebagainya) yang tergabung dalam organisasi yang dengan peran dan sumbangannya masing-masing mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Kini SDM diberi arti tidak hanya terbatas pada siapapun yang berkerja didalam organisasi, melainkan termasuk juga orang-orang lain yang sebenarnya tidak secara langsung terkait dengan pekerjaan sehari-hari didalam organisasi, misal : istri-istri dan suami-suami pegawai, rekanan bisnis, atau bahkan konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan PSDM adalah Proses merubah SDM yang dimiliki organisasi, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain yang lebih baik.






















Referensi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepuasan Kerja

1.       Apa itu Kepuasan Kerja?  Pengertian Kepuasan Kerja  adalah Kondisi psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja/ pegawai di dalam suatu lingkungan pekerjaan atas peranannya dalam organisasi dan kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Menurut Robins, kepuasan kerja atau  job satisfaction  diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat individual. Karena itu, tingkat kepuasan setiap orang berbeda-beda dan hal ini terjadi apa bila beberapa faktor terpenuhi yaitu kebutuhan individu serta kaitannya dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan pekerja (Robins, 1999). Sementara itu, Nguyen et al (2003) menjabarkan konsep  job satisfaction  dipengaruhi hal-hal multidimensional dan tidak bisa diprediksi melalui dimensi tunggal. Didalam lingkungan perusahaan dan bisnis job satisfaction ini juga memiliki dimensi yang berbeda. Dimensinya yaitu jenis pekerjaan yang digeluti, kepuasan pada kompensasi, kepuasan pada supervisi, kepuasan pada aspek promosi hingga rekan kerja. Perbedaan

Penilaian Prestasi Kerja

1.       ARTI DAN PENTINGNYA PENILAIAN PRESTASI KERJA  Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan sertawaktu (Hasibuan, 2002). Prestasi kerja seorang pegawai adalah hal yang sangat penting artinya bagi suksesnya sebuah instansi/organisasi/manajemen, karena manusia sebagai salah satu faktor  produksi yang merupakan basis atau penggerak atas faktor-faktor yang lain harus dapat dirangkum menjadi satu kesatuan di dalam melaksanakan proses produksi padainstansi/organisai dengan cara yang paling efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan profit. Cooper mengungkapkan prestasi kerja sebagai berikut, “ A general term applied to part or all of the conductor acivities of an organization over period of time, often with reference to some standard such as past projected cost, an efficiency base, management responsibility or accountability , or the like” . Artinya

Seleksi Tenaga Kerja dan Penempatan

1.       Pengertian Seleksi dan Penempatan SDM Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya. Dan menurut Sedarmayanti seleksi adalah kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi bertujuan memutuskan masalah apakah seorang pelamar diterima bekerja atau tidak. Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula. Pada seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula) dengan suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat kesesuaiannya untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-bed